reporter-channel – Perusahaan Umum (Perum) Bulog akan bertransformasi menjadi badan otonom. Transformasi itu telah diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.
“Kita melanjutkan rapat pertama secara resmi mengenai transformasi Bulog. Karena ini sudah diputuskan dalam ratas yang dipimpin Bapak Presiden langsung beberapa waktu yang lalu,” kata Zulkifli usai Rapat Koordinasi Transformasi Bulog di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Dalam rapat perdana ini, Zulkifli bersama Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Menteri PAN RB Rini Widyantini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi membahas konsep transformasi, keuangan, hingga status kepegawaian.
Setelah bertransformasi, kata Zulkifli, Bulog akan menjadi lembaga yang sangat kuat, karena bertugas menjadi penyangga pasokan dan stabilisasi harga pangan nasional.
“(Setelah) transformasi itu, dia nanti, Bulog ini, lembaga yang sangat kuat. Dia juga sebagai stabilisator juga, penyangga. Cuma, ada dua cara tadi, melalui perpres atau undang-undang,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu.
Zulkifli berharap, transformasi ini bisa cepat berjalan guna mendukung swasembada pangan yang ditargetkan bisa tercapai pada 2027. Apalagi, dalam rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, rencana transformasi Bulog ini sudah mendapat persetujuan Presiden.
“Atas persetujuan rapat, izin Bapak Presiden, kami akan membahas mulai Jumat besok mengenai transformasi lembaga Bulog seperti apa,” kata Zulkifli saat memberikan keterangan, usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11/2024) lalu.
Menurut Zulkifli, swasembada pangan sebagai salah satu visi-misi Presiden, akan sangat bergantung kepada peran Bulog, seperti penyerapan gabah dan jagung dari petani. Dengan transformasi ini, kata dia, Bulog tidak perlu memperhitungkan untung rugi, seperti fungsi yang saat ini dijalankan sebagai korporasi atau BUMN.
“Kalau Bulog-nya lancar membeli, lancar kalau uangnya ada, kalau pakai bunga terus, dia ngitung untung rugi terus. Oleh karena itu, Bulog akan dibahas mengenai transformasi kelembagaannya,” kata Zulkifli.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, transformasi Bulog dari BUMN berstatus Perum menjadi Badan Otonom yang langsung di bawah Presiden. “Fungsi Bulog sebagai Badan Urusan Logistik cadangan pangan kita. Jadi memang difungsikan ke sana, artinya lebih untuk kestabilan harga, menjaga stok pangan, dan seterusnya,” kata Sudaryono di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa lalu (26/11/2024).
Nantinya, kata Sudaryono, Bulog tidak lagi menjalankan tugas korporasi. Dengan arahan langsung Presiden, Bulog tidak hanya sebagai badan yang menyerap hasil panen petani, tetapi juga menyalurkan beras untuk masyarakat penerima bantuan, yang saat ini dijalankan melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Sebagai badan penstabil harga, Bulog memastikan bahwa cadangan pangan, terutama beras tetap aman, di mana saat panen raya, Bulog segera menyerap hasil panen, dan mendistribusikan ke pasar saat kebutuhan meningkat. “Sebagai penstabil harga. Dia menjadi lembaga yang kembali kepada tujuan awal, sebagai badan urusan logistik. Untuk memastikan bahwa negara kita secara cadangan pangan akan aman, punya stoknya,” kata Sudaryono.
Sebagai badan otonom nanti, Bulog tidak harus mengambil keuntungan, seperti korporasi. Jika berstatus BUMN, Bulog tetap harus menjalankan program subsidi pemerintah melalui, “public service obligation” (PSO). Namun saat menjadi badan otonom, Bulog tidak perlu menanggung biaya beban operasional dan tidak menjalankan kegiatan komersial, seperti penjualan beras.
“Saya kira sudah enggak relevan ke situ. Misalnya KPI-nya mesti untung kan, beda. Bernegara ini kan bukan untung dan rugi, tapi yang untung mesti rakyat. Nah itu yang paling utama,” kata Sudaryono.