reporter-channel – Penyakit Pneumonia merupakan radang pada paru-paru. Penyakit yang sering dijumpai pada anak, dan merupakan penyebab kematian tersering pada anak balita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Gejala pneumonia biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran napas atas berupa demam, batuk dan pilek selama 3-5 hari, yang diikuti dengan sesak (napas cepat).
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang banyak jenisnya. Bakteri penyebab Pneumonia antara lain; Streptococcus pneumonia, Hemophyllus influenza, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain. Sedangkan virus penyebab Pneumonia antara lain; RSV, influenza, adenovirus, SARS-CoV-2, rhinovirus, dan lain-lain.
Penyakit Pneumonia dapat dicegah dan dapat diobati. Perilaku hidup bersih sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker, pemberian ASI eksklusif, vitamin A dosis tinggi, nutrisi dengan gizi seimbang, dan vaksinasi lengkap merupakan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya pneumonia pada bayi dan anak. Pemberian antibiotika yang tepat dan rasional oleh dokter merupakan pengobatan yang efektif pada anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A (K) mengatakan bahwa Mycoplasma Pneumonia merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak yang sudah lama dikenal di dunia kedokteran. Bakteri ini terutama menyerang anak usia sekolah (di atas 5 tahun). Gejala Pneumonia akibat Mycoplasma Pneumonia sama seperti gejala Pneumonia pada umumnya, dan biasanya gejalanya lebih ringan. Pada anak dengan daya tahan yang menurun dapat menyebabkan kondisi yang berat. Waktu yang diperlukan untuk timbulnya gejala sejak kuman masuk ke dalam tubuh cukup panjang, tidak secepat virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menegaskan sejumlah hal berikut:
- Meski terjadinya peningkatan jumlah kasus undiagnosed pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma Pneumonia perlu dicermati, diwaspadai, dan ditindaklanjuti, tetapi tidak perlu menimbulkan kepanikan di masyarakat.
- Surveilans infeksi sistem pernapasan pada anak (termasuk Pneumonia) di Indonesia perlu lebih ditingkatkan, termasuk peningkatan fasilitas dari pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan untuk mengetahui kuman penyebab Pneumonia pada anak, termasuk Streptococcus pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain.
- Rumah Sakit, Klinik dan Puskesmas di Indonesia perlu melakukan analisis data jumlah pasien/kunjungan dan kematian akibat infeksi saluran pernapasan/pneumonia dari waktu ke waktu, baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun instalasi gawat darurat, agar dapat dilaporkan dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan.
- Mycoplasma Pneumonia bukan merupakan kuman baru, dan Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae biasanya menyebabkan gejala Pneumonia yang ringan yang dapat diobati dengan antibiotika.
- Masyarakat perlu meningkatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan pemakaian masker.
- Pemberian ASI eksklusif, vaksinasi lengkap dan vitamin A dosis tinggi sangat penting untuk mencegah bayi dan anak dari Pneumonia.