reporter-channel – Ketua DPR RI Puan Maharani kunjungi sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memberikan dukungan untuk kemajuan pelaku usaha. Puan datang meninjau desa pengrajin logam di Boyolali, Jawa Tengah dan sentra produksi tahu tempe di Salatiga, Jawa Tengah.
Setelah meresmikan GOR Bung Karno Sukoharjo, Puan bertolak ke Dusun Tumang, Cepogo, Boyolali, Kamis (11/1/2024). Kehadiran Puan disambut ratusan warga sekitar dan berfoto selfie bersama.
Desa Tumang di Boyolali, Jawa Tengah merupakan desa pengrajin logam berbahan utama tembaga dan kuningan yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Keahlian mayoritas masyarakat Tumang adalah membuat kerajinan logam yang jenisnya sangat beragam, seperti lampu gantung/chandelier lamp, hiasan dinding, perabot rumah tangga, kaligrafi, dan lain-lain. Di Desa Tumang pelanggan bisa memilih produk ready stock atau membuat pesanan sesuai selera. Jika ingin melihat langsung proses pembuatannya, pengunjung dapat mendatangi pengrajin yang memiliki showroom dan workshop dalam satu lokasi.
Puan kunjungi proses produksi dan showroom di salah satu pengrajin logam yang ada di Dusun Tumang, yakni David Art Gallery yang memiliki sekitar 15 pengrajin.
“Hasil kerajinan logam di Dusun Tumang adalah kebanggaan Indonesia di dunia, karena sudah banyak yang diminati pasar internasional,” kata Puan.
Untuk diketahui, sekitar 60 persen dari total penjualan pengrajin logam Desa Cepogo diekspor ke Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Puan memastikan, DPR RI terus membantu UMKM Indonesia dengan mendorong adanya 3 program pemerintah yaitu Permodalan, Pelatihan, dan Pemasaran.
“Saya senang bertemu dengan para pengrajin di Dusun Tumang karena sudah mengharumkan nama Indonesia di dunia dengan karya-karyanya,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Ditemani pemilik David Art Gallery bernama Arkhanuddin, Puan melihat proses pembuatan kerajinan logam, di antaranya adalah Chandelier Lamp dari tembaga dan Plat Kaligrafi dari kuningan.
Adapun kerajinan logam dibuat melalui beberapa tahap. Mulai dari membuat sketsa, njabung (membuat alas), memahat/ mengukir logam, pembentukan, hingga finishing.
Puan pun berharap kerajinan logam di Indonesia dapat terlestarikan dengan baik. Untuk itu, ia menekankan pentingnya minat anak muda terhadap kerajinan logam yang telah menjadi salah satu budaya Indonesia.
“Kita harus perhatikan regenerasi dari para pengrajin di Dusun Tumang. Karena saya perhatikan di banyak tempat pengrajin itu kadang ada persoalan regenerasi yang belum disiapkan,” ungkap Puan.
Selain menyaksikan proses pembuatan kerajinan logam di area workshop, Puan juga tampak meninjau ruang pameran di David Art Gallery. Di showroom ini, ia melihat indahnya hasil karya para pengrajin logam termasuk pajangan-pajangan hingga bathup dari bahan logam. Oleh para pengrajin, Puan diberi cinderamata pigura tokoh pewayangan dari tembaga di atas beludru hitam.
Setelah kunjungi Desa Pengrajin Logam, Puan lalu mengunjungi Cheese Park yang terletak di Puncak Boyolali. Cheese park ini merupakan kompleks terpadu peternakan sapi yang diolah menjadi susu segar dan keju.
Karena berada di lereng Gunung Merapi, di lokasi ini terdapat taman dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Puan tampak menikmati keindahan pemandangan di sekitar Cheese Park Boyolali.
Sambil meninjau pengelolaan susu sapi, Puan juga menemui warga dan berbincang. Ia mendukung pengembangan peternakan dan pengelolaan susu sapi yang dilakukan warga setempat.
Dari Cheese Park Boyolali, Puan melanjutkan perjalanan ke Salatiga untuk berdialog dengan pelaku UMKM tahu tempe yang berada di Kampung Kalitaman.
Sebelum mengunjungi sentra industri rumahan tahu tempe, Puan bersama warga menebar 10.000 benih ikan nila di kolam yang dikelola masyarakat. Puan menebar benih ikan di kolam alami berukuran sekitar 50×20 meter yang berasal dari sumber mata air sepanjang tahun. Letaknya berada di bawah jalan raya kampung.
Ratusan warga terlihat menyambut hangat Puan dan menyaksikan proses tabur benih ikan. Para warga terlihat berebut salaman dengan Puan. Di lokasi ini, Puan cukup lama duduk-duduk di pinggir kolam sambil berbincang dengan warga.
“Betah di sini, hawanya enak dan adem,” ucap Puan.
Puan kemudian berjalan kaki dari kolam ikan menuju area Kampung Kalitaman yang merupakan sentra produksi tahu tempe. Desa Kalitaman juga memiliki beberapa industri rumahan tahu goreng.
Menurut salah satu pemilik pabrik rumahan tahu, produksi memakan kedelai sampai 320 kg dalam sehari. Hasil produksi dijual ke pasar-pasar dan agen-agen di Salatiga. Di pabrik tahu rumahan tersebut, Puan meninjau produksi pembuatannya. Ia juga terlihat ikut menggoreng tahu bersama pekerja di pabrik.
Kepada pelaku UMKM produksi tahu di Kampung Kalitaman, mantan Menko PMK itu memastikan DPR akan terus membantu kemajuan UMKM. Apalagi, pelaku UMKM tahu yang dikunjungi Puan hari ini banyak mengeluhkan harga dan ketersediaan bahan baku produksi yang masih sering menjadi masalah.
“DPR RI terutama Fraksi PDI Perjuangan, termasuk Fraksi PDIP DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota selalu mendengarkan dan memperjuangkan Wong Cilik. Jadi kalau Bapak Ibu ada apa-apa bisa bicara dengan kami,” ujarnya.