reporter-channel – Hujan deras yang terus-menerus terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Senin (4/3/2024) membuat air laut pasang dan air Kali Lasolo meluap, sehingga mengakibatkan banjir dan rendam 715 rumah warga.
Pusat pengendalian operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penganggulangan Banjir (BNPB) melaporkan, wilayah terdampak meliputi 11 kelurahan di 6 Kecamatan. Kelurahan Lahundape di Kecamatan Kendari Barat, Kelurahan Korumba di Kecamatan Mandonga, Kelurahan Punggolaka di Kecamatan Puuwatu, kelurahan Kadia, Bende, Pondabea, kelurahan Anaiwoi di Kecamatan Kadia, kelurahan Anawai, Wua-wua, Bonggoeya di Kecamatan Wua-wua dan kelurahan Anggoeya di kecamatan Poasia. Dampak banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Sodhoa, Kecamatan Kendari Barat, dan di daerah Lasolo,
Pasca bencana banjir menyebabkan 715 kepala keluarga (KK) terdampak dan 1 Jiwa meninggal dunia, sedangkan kerugian materil sebanyak 715 unit rumah terendam dan 1 Unit Kantor Lurah terdampak.
Upaya penanganan banjir BPBD Kota Kendari berkoordinasi dengan pemerintahan setempat dan melakukan pendataan dan melakukan pembersihan rumah warga yang terdampak banjir bersama Damkar Kota Kendari, Balai Wilayah Sungai dan Masyarakat.
Saaat berita ini diturunkan, menurut informasi dari Kasi Logistik BPBD Kota Kendari, Dedi melalui sambungan telepon, kondisi banjir sebagian wilayah berangsur surut.
“Namun ada wilayah yang kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi pada Rabu pukul 2 dini hari. Banjir setinggi 1,5 – 2 Meter terjadi di daerah kelurahan Sanua, dan kampung Salo. Dampak dari banjir Sebagian korban mengungsi ke rumah saudara, BPBD bersama dinas sosial mendirikan dapur umum di Kelurahan Sanua dan Kampung Salo,” ucap Dedi.
Dedi menambahkan antispasi banjir dilakukan tim gabungan dengan melakukan pembersihan drainase sudah secara rutin, namun besar luapan air dan terjadi air laut pasang sehingga air tidak bisa mengalir ke laut. Kendala penanganan banjir jumlah personil yang kurang karena luasnya lokasi banjir, serta lokasi banjir sulit dijangkau, akses yang kecil dan jalan berbuki-bukit.
Merespons kejadian itu, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi kejadian banjir serupa, dengan menjaga lingkungan, dan membuat alternatif serapan air.