
Libur Sekolah, Waka BGN Tepis Opsi MBG Siswa Diantar Ke Rumah
Jakarta – Program pemenuhan gizi anak dengan pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap diberikan pada siswa sekolah meski di musim libur sekolah. Menurut wakil kepala BGN Nanik S. Deyang, penyaluran MBG untuk siswa sekolah tidak diantar ke rumah.
Waka BGN, Nanik S. Deyang menepis opsi delivery atau pengantaran MBG bagi siswa sekolah ke rumah. Nanik menjelaskan MBG yang diantar ke rumah hanya untuk 3 kategori, yakni untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan untuk balita.
“MBG untuk siswa tidak diantarkan ke rumah-rumah. Saya ulang MBG tidak diantar ke rumah-rumah, untuk siswa diantar ke sekolah dengan catatan sekolah memang mau menerima MBG,” ujar Nanik, Senin (22/12).
Nanik menjelaskan penyaluran MBG di masa libur sekolah tak berkaitan dengan permintaan siswa ataupun orang tua siswa. Menurutnya, ini masalah tanggung jawab BGN.
“Ini masalah tanggungjawab BGN bahwa gizi adalah hak anak Indonesia, sehingga kita terus menyediakan meski libur. Nah berapa (sekolah) yang mau ambil, beda-beda masing-masing sekolah,” sambungnya.
Ia menyebutkan menu MBG selama libur juga bisa menyesuaikan menjadi bahan kering. Ia mengatakan menu yang disiapkan terdiri dari buah, susu, roti, dan telur asin.
“MBG menjadi bahan kering (bukan olahan), misalnya buah, susu, roti (buatan UMKM), dan telur. Telurnya biar awet pakai telor asin. Mekanismenya bisa dua atau tiga hari diantar ke sekolah, nanti murid-murid yang mau ambil didaftar. Ambilnya di sekolah,” kata Nanik.
Ia menyebutkan orang tua siswa juga diperkenankan mengambil menu MBG ke sekolah. BGN disebut berkomitmen melakukan perbaikan gizi bagi anak meski sekolah diliburkan.
“Orang tuanya boleh yang ambil kan sudah ditempatkan di tas. Prinsipnya kan kita memberi makan bergizi untuk perbaikan gizi, jadi meski libur kita usahakan anak-anak tetap dapat asupan gizi,” imbuhnya.
Sebelumnya, opsi mengantarkan menu MBG siswa sekolah di masa libur diungkapkan Kepala BGN Dadan Hindayana.
“Untuk sisa hari, jika siswa bersedia datang ke sekolah dibagikan ke sekolah, jika tidak, perlu mulai didata mekanisme delivery ke rumah-rumah atau diambil di SPPG,” ucap Dadan, pada Minggu (21/12).
Baca:Nataru, Angkutan Barang Dilarang Lewat Tol Sampai 4 Januari 2026



