
Rusia Peringatkan AS: Jangan Intervensi Militer di Perang Iran-Israel
Moskow – Kementerian Luar Negeri Rusia peringatkan keras Amerika Serikat (AS) agar tidak mengambil tindakan militer terhadap Iran. Peringatan ini muncul di tengah kemungkinan tentang bakal masuknya Amerika Serikat dalam konflik dan berperang dengan memihak Israel.
Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan AS setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping berbicara dalam percakapan telepon, dan mengutuk serangan Israel terhadap Iran. Kedua pemimpin itu kemudian mendesak solusi diplomatik untuk konflik tersebut.
Jumat pekan lalu (13/6/2025), Israel telah melancarkan gelombang serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tentara Israel mengklaim menyerang fasilitas nuklir dan berbagai target militer. Namun beberapa ilmuwan maupun rakyat sipil Iran menjadi korban. Iran kemudian membalas dengan serangan rudal, roket, dan drone.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (18/6/2025) lalu telah mengumumkan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan, apakah akan bergabung dalam serangan Israel.
“Saya mungkin akan melakukannya, saya mungkin juga tidak,” kata Trump.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memperingatkan Amerika Serikat jika ikut campur dalam perang Israel-Iran.
“Kami secara khusus ingin memperingatkan Washington agar tidak melakukan intervensi militer dalam situasi ini,” ujar Zakharova, seperti dilansir AFP, Kamis (19/6/2025).
Juru bicara Kemenlu Rusia itu memperingatkan bahwa tindakan militer AS apa pun akan menjadi langkah yang sangat berbahaya dengan konsekuensi negatif yang benar-benar tidak terduga.
Usai pembicaraan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden China Xi Jinping, Kremlin menyatakan bahwa Putin dan Xi mengutuk keras tindakan Israel. Pejabat Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan kepada wartawan bahwa Moskwo dan Beijing percaya penghentian permusuhan, “harus dicapai secara eksklusif melalui cara-cara politik dan diplomatik.”
Xi mengatakan kepada Putin bahwa gencatan senjata adalah “prioritas utama” dan mendesak Israel untuk menghentikan serangannya, demikian laporan media pemerintah China.
“Mendorong gencatan senjata dan penghentian permusuhan adalah prioritas utama. Kekuatan bersenjata bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan sengketa internasional,” kata Xi, menurut kantor berita pemerintah China, Xinhua.
“Pihak-pihak yang berkonflik, terutama Israel, harus menghentikan permusuhan sesegera mungkin untuk mencegah eskalasi siklus dan dengan tegas menghindari meluasnya perang,” lanjut Xi Jinping.
Saat ini Putin memposisikan dirinya sebagai mediator di antara pihak-pihak yang sedang bertikai. Rusia memiliki hubungan dekat dengan Iran, setelah meningkatkan hubungan militer di tengah serangannya ke Ukraina. Namun, Rusia juga berupaya menjalin hubungan baik dengan Israel.
Pekan lalu, Putin melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, menawarkan diri sebagai pembawa perdamaian. Kremlin mengatakan bahwa Xi telah berbicara “mendukung mediasi semacam itu. “Karena ia percaya bahwa itu dapat berfungsi untuk mengurangi situasi saat ini,” kata Ushakov.
Namun para pemimpin Barat, termasuk Presiden AS Donald Trump dan Presiden Perancis Emmanuel Macron menolak gagasan Putin yang ingin menengahi konflik, sementara ia masih sibuk dengan urusan perang dengan Ukraina.
“Dia menawarkan untuk membantu mediasi, saya berkata: ‘tolonglah saya, mediasi urusanmu sendiri’,” kata Trump.
Rabu lalu, kepada wartawan, Presiden Trump mengomentari upaya Presiden Putin dengan gayanya yang sinis.
“Mari kita mediasi Rusia dulu, oke? Saya berkata, Vladimir, mari kita mediasi Rusia dulu, kamu bisa memikirkan ini (Perang Israel-Iran) nanti,” ujarnya.
Baca dong: Iran Bantah Sengaja Serang Rumah Sakit



