KPK Usut Proyek Kereta Cepat Whoosh, Siapa Terseret?

KPK Usut Proyek Kereta Cepat Whoosh, Siapa Terseret?

Jakarta – Baru-baru ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan pengusutan proyek kereta cepat Whoosh. Proyek mercu suar era presiden joko widodo itu disinyalir merugikan keuangan negara menyusul utang pembiayaan proyek yang membengkak. Polemik utang proyek ini sebelumnya memanas setelah menteri keuangan purbaya yudhi sadewa terang-terangan menolak membayar dengan menggunakan duit APBN. Lantas siapa bakal terseret?

KPK sendiri mengungkapkan tengah melakukan penyelidikan terkait proyek kereta cepat Whoosh yang sudah dimulai sejak awal tahun 2025.

“Penyelidikan perkara ini sudah dimulai sejak awal tahun, jadi memang ini masih terus berkembang dalam proses penyelidikan,” tutur juru bicara KPK, Budi Prasetyo, Senin (27/10).

Budi masih enggan memberikan penjelasan lebih lanjut terkait progres pengusutan karena saat ini masih dalam tingkat penyelidikan KPK yang bersifat tertutup.

“perkembangan perkaranya belum bisa kami sampaikan secara rinci,” ucap Budi.

“kami tidak mengekspos atau memublikasikan pihak-pihak yang dimintai keterangan dalam proses ini,” ujar Budi lebih lanjut.

Whoosh merupakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang beroperasi pada 2 Oktober 2023. Whoosh merupakan kereta cepat pertama di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.

Rencana pembangunan kereta cepat dimulai sejak tahun 2015 dengan pembentukan PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek ini masuk Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden No 3 Tahun 2016.

KCIC merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan China Railways dengan skema business to business. KCIC sebagai badan usaha perkeretaapian yang menjadi pengusaha proyek ini 60% sahamnya dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% sisanya dikuasai China Railway International (CRI). PSBI merupakan konsorsium 4 BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I.

Disebutkan, awal pembangunan biaya diestimasi US$ 5,5 miliar. Lalu membengkak jadi US$ 5,8 miliar dan naik lagi menjadi US$ 6,07 miliar. Kemudian proyek ini diperkirakan ada pembengkakan biaya lagi mencapai US$ 1,176-1,9 miliar, menjadi maksimal US$ 7,97 miliar.

Wacana pembayaran utang pembiayaan ini sempat memanas menyusul menteri keuangan purbaya yudhi sadewa yang terang-terangan ogah menanggung pembayaran memakai kas APBN.

Alih-alih menyumbang pemasukan, proyek kereta cepat Whoosh seperti yang diprediksi banyak pakar, malah jadi beban negara dengan meninggalkan utang. Sayangnya, sang penggagas Whoosh yakni presiden RI ke-7 jokowi seolah tidak ambil peduli dengan mudharat yang ditimbulkannya.
Baca:Menkeu Purbaya Ogah Bayarin Utang Jumbo Kereta Cepat Whoosh

Share Here: