
Di China Hidangan MBG Bikin Keracunan, Pejabatnya Dipecat
Jakarta – Indonesia perlu berkaca pada pelaksanaan program pemberian makanan bagi siswa atau pelajar sekolah di China ini. Mirip-mirip program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini tengah heboh bikin keracunan siswa massal. Di China, selain pelaksanaannya diawasi ketat, pemerintahnya pun tegas tidak pandang bulu. Jika terjadi persoalan, sebut saja makanan yang tidak sesuai standar hingga terjadi keracunan makanan, pejabatnya langsung dipecat.
Semodel MBG, China memiliki program makan siang gratis nasional yang ditargetkan untuk anak-anak sekolah di pedesaan yang berusia 6-15 tahun.
Program itu bernama Nutrition Improvement Program for Rural Compulsory Education Students (NIPRCES) diluncurkan pada November 2011 untuk siswa sekolah dasar hingga menengah pertama. Menu yang disajikan berupa lauk dan sayur lokal bervariasi bergantung dengan musimnya.
Sekolah-sekolah yang terlibat program makan gratis di China, diarahkan untuk menggunakan sayur lokal seperti kol, kentang, jagung, ubi, hingga sayur hijau. Untuk proteinnya ada daging ayam, tahu, hingga kacang-kacangan.
Pemerintah mengawasi dengan standar ketat untuk sekolah agar menyajikan setidaknya 25 jenis bahan makanan berbeda dalam seminggu.
Menurut laporan pada 2021, setelah satu dekade berjalan, program makan siang gratis di China telah menjangkau hingga 37 juta siswa di 120.000 sekolah yang ada di 28 provinsi. Program dijalankan dengan penyediaan harian dan target yang bertahap.
Penyaluran juga diawasi dengan ketat, termasuk variasi menu makanan. Foto makanan dan anak yang makan diunggah secara rutin ke platform khusus pengawasan nutrisi. Laporan juga menyertakan bahan baku dari petani lokal agar alur penyaluran program bisa dipantau.
Bukan tanpa masalah, namun pemerintah china tegas dalam pelaksanaan MBG-nya. Pada 2012 dan 2014 terdapat kasus penyelewengan dari pejabat program makan gratis tersebut, termasuk kasus keracunan.
Namun, pemerintah China sangat tegas dalam mengambil keputusan. Pejabat yang pernah menyajikan makanan di bawah standar kepada anak-anak, langsung dipecat.
Penyelewengan yang terjadi, yaitu saat ditemukan menu makanan di sekolah, yang berupa sepotong roti seberat 20 gram dan sekotak susu 200 ml, demikian dilansir NBC News. Menu ini sangat berbeda dari anjuran Kementerian Pendidikan di China, sehingga menjadi kasus besar.
Sementara itu, pada 2024 juga dilaporkan lebih dari 1.200 orang dihukum karena menyelewengkan dana program gizi siswa pedesaan di China. Kini, pada 2025, China semakin memperketat pedoman nasional untuk ditaati penyedia layanan makan di sekolah.
Setiap periode bahan yang akan dimasak harus disertai laporan uji laboratorium. Kemudian sampel makanan wajib disimpan minimal 48 jam dengan aman.
China bahkan sudah mengadopsi sistem dapur transparan berbasis internet. Jadi, orang tua bisa memantau proses memasak lewat layar kamera.
Untuk setiap penyalurannya, kepala sekolah diberi tanggung jawab langsung. Mulai dari mengawasi anggaran menu makan, duduk bersama siswa, hingga menerima masukan dari orang tua siswa setiap semesternya.
Lain di China, lain di Indonesia. Hingga jatuh korban mencapai ribuan siswa sekolah di banyak lokasi, penanggungjawab program, sebut saja Badan Gizi Nasional adem ayem. Hanya sekelumit ucapan permohonan maaf, desakan penghentian diabaikan, sementara evaluasi perbaikan tidak kunjung tiba. Mau nunggu sampai berapa ribu korban lagi wahai bapak ibu?!
Baca dong:Ogah Dihentikan, Kepala BGN Tegaskan Program MBG Jalan Terus