reporter-channel – Beredar video 2 Polisi dikeroyok saat berjaga di Pos Pengamanan (Pam) Simpang Dam, Sei Beduk, Batam tadi malam. Pelaku penganiayaan tersebut berjumlah 4 orang dan salah satunya mengenakan seragam TNI.
Dalam rekaman cctv pada jumat 16 agustus 2024, seorang pria berseragam TNI turun dari mobil bercat kuning.
Tak lama pria berseragam TNI AD tersebut langsung menghampiri dan memukul 2 orang anggota Polresta Barelang yang sedang duduk di Pos Pam Simpang Dam.
Tak lama 3 orang pria berpakaian biasa yang berada di dalam mobil tersebut ikut turun memukuli anggota polisi tersebut. Karena tak dapat melawan, keduanya langsung melarikan diri.
Kemudian dalam rekaman cctv tersebut terlihat seorang pria berpakaian biasa membuka dasbor dan mengambil parang.
Tak hanya itu, warga yang mengendarai sepeda motor yang tengah melintas di depan Pos Pam tersebut kena imbas amuk oknum berseragam TNI.
Belakangan diketahui 2 Polisi korban pengeroyokan merupakan personel Polsek Seibeduk berinisial HS dan BN yang sengaja duduk di Pos Pam dalam rangka penyelidikan kasus curat. kini korban HS masih dirawat di rumah sakit sementara BN rawat jalan.
Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu dikonfirmasi membenarkan kejadian pengeroyokan yang dialami anggotanya. Ia menyebut kejadian tersebut di wilayah Kecamatan Sei Beduk, Batam, Kamis (15/8/2024) malam.
“Memang betul ada kejadian di wilayah hukum Sei beduk, terhadap kejadian tersebut masih kami dalami,” kata Heribertus, Jumat (16/8/2024).
Ompusunggu menambahkan pihaknya kini tengah membentuk tim khusus menyelidiki kasus penganiayaan 2 Polisi tersebut. kedua pemimpin institusi TNI-Polri itu sepakat tetap menjaga Batam agar tetap kondusif.
Sementara itu dalam keterangan resminya, Komandan Distrik Militer 0316, Batam, Kolonel Inf Rooy Chandra Sihombing menyampaikan permohonan maaf terkait insiden pengeroyokan yang melibatkan oknum anggota Babinsa berinisial HP.
Rooy menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, oknum HP mengaku melakukan aksi kekerasan secara spontan.
Hal ini berkaitan dengan laporan satu dari tiga rekannya dalam kejadian, yang menyebut mendapat gangguan di area pos terpadu Simpang Dam.
HP yang saat itu sedang berpakaian dinas, langsung merespons laporan tersebut dengan mendatangi lokasi bersama 3 orang lainnya, yang hingga kini statusnya belum dapat dipastikan apakah mereka warga sipil atau anggota militer.
“Namun pada saat di tempat, mereka mencari orang tersebut rupanya salah sasaran atau tidak ditemukan sehingga mereka turun langsung serabutan aja di situ,” jelasnya.
Ia menyebut personilnya memiliki niat baik untuk membantu, namun tindakan anarkis yang dilakukan oleh anggota Babinsa tersebut sangat disayangkan.