
Petugas melakukan penyelamatan terhadap warga yangterjebak banjir di Beijing
Hujan deras berhari-hari yang tidak biasa di sekitar ibukota China, Beijing, telah membanjiri rumah-rumah, menghancurkan jalan-jalan dan menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas dan 27 lainnya hilang pada hari Selasa (1/8/2023).
Banjir mendorong pihak berwenang untuk menutup stasiun-stasiun kereta api dan mengevakuasi warga di daerah yang rentan ke gedung olahraga sekolah. Mobil-mobil hanyut dan bertumpuk-tumpuk karena derasnya air.
Korban tewas tercatat empat orang di Mentougou dan dua orang di Fangshan, distrik-distrik yang terkena dampak terburuk.
Korban tewas lainnya termasuk empat orang di Distrik Changping dan satu orang di Distrik Haidian, menurut kantor pusat pengendalian banjir dan bantuan kekeringan di kota tersebut.
Sebanyak 27 orang yang dilaporkan hilang termasuk 13 orang di Mentougou, 10 orang di Changping, dan empat orang di Fangshan.
Di tengah dampak Topan Doksuri, hujan lebat terus menerus melanda kota tersebut sejak 29 Juli, hujan badai yang sangat parah terjadi di bagian barat, barat daya, dan selatan.
Pada Selasa pagi, tercatat curah hujan rata-rata 257,9 milimeter, dengan rata-rata curah hujan di wilayah perkotaan 235,1 milimeter.
Di Mentougou dan Fangshan, curah hujan rata-rata mencapai 470,2 milimeter dan 414,6 milimeter.
Sejauh ini, sekitar 127.000 penduduk di seluruh kota telah diungsikan karena curah hujan yang sangat deras.
Tingkat curah hujan seperti ini jarang terjadi di Beijing, yang umumnya menikmati musim panas yang sedang dan kering, namun telah mengalami hari-hari dengan suhu tinggi yang memecahkan rekor pada musim panas ini.