reporter-channel —Kasus Covid-19 di Inggris kembali meledak setelah Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organisation) mencabut status darurat pandemi, tiga bulan lalu. Varian covid-19 baru bernama subvarian Omicron EG.5.1 atau disebut juga sebagai Eris, merebak di Inggris.
Sejak bulan Juli lalu, WHO telah memasukkan Eris sebagai bagian varian yang diawasi atau variant under monitoring (VUM). Hal ini dilakukan setelah prevelansinya tercatat di Inggris dan adanya peningkatan kasus secara internasional, khususnya di wilayah Asia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menjelaskan tentang pentingnya peran otoritas negara untuk mengawasi merebaknya varian covid baru ini, meskipun masyarakat telah terlindungi baik melalui vaksin Covid-19 ataupun yang pernah terinfeksi sebelumnya.
Tedros mengharapkan agar pemerintah di semua negara tetap mempertahankan fasilitas yang telah dibangun untuk Covid-19 sebelumnya. Termasuk untuk tidak membongkarnya. “Kami mendesak agar pemerintah untuk mempertahankan dan tidak membongkar sistem yang mereka bangun untuk Covid-19,” ujarnya.
Tedros juga mengimbau bagi masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk tetap menggunakan masker di tempat umum. Selain itu, mereka juga didorong untuk mendapatkan suntikan dosis tambahan atau booster jika diberi rekomendasi.
“WHO terus mengimbau orang yang berisiko tinggi untuk memakai masker di tempat ramai, mendapatkan booster jika direkomendasikan, dan memastikan ventilasi yang memadai di dalam ruangan,” kata Tedros.
Pekan lalu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan adanya penambahan 5,4% dari 4.396 spesimen pernapasan melalui laporan Sistem Data Mart Pernapasan, yang disebut sebagai Covid-19. Sebelumnya laporan berjumlah 3,7% dari 4.403 spesimen.
UKHSA juga meencatat Eris telah tumbuh secara signifikan, mencapai 20,5% dari jenis varian atau subvarian lain. Selain itu Eris juga menyumbang 14,6% kasus dan menjadi varian paling umum kedua yang ditemukan di Inggris.
Sementara itu, dokter ahli spesialis penyakit menular Inggris, Professor Paul Hunter menilai masih terlalu dini mengambil kesimpulan jika varian EG.5.1 akan mempengaruhi kesehatan di Inggris. Hunter yakin dalam beberapa titik varian dapat menjadi dominan dan mendorong infeksitotal, namun kemungkinannya tidak dramatis. (HW)